Rabu, 16 September 2009

HARI MU ya hari ini !!!

Harimu adalah hari ini.

Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?

Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?

Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku."

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan,
"Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi."
"Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."

"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan".... Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.

Jumat, 21 Agustus 2009

GUNUNG EMAS RAMADHAN

1. Dari Abu Hurairah ra:

كَانَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ يَقُوْلُ: (( قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، كَتَبَ الله عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوِابُ الجَحِيْمِ، وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ، فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ )) رواه أحمد والنسائي.

“Rasulullah saw. biasanya memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.”

(H.R. Ahmad dan An Nasa’i).

2. Dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

(( أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرُ بَرَكَةٍ، يَغْشَاكُم الله فِيْهِ، فَيُنَزِّلُ الرَّحْمَةَ، وَيَحُطُّ الخَطَايَا، وَيَسْتَجِيْبُ فِيْهِ الدُّعَاءَ، يَنْظُرُ الله إِلَى تَنَافُسِكُمْ فِيْهِ، وَيُبَاهِي بِكُمْ مَلاَئِكَتَهُ، فَأَرُوْا الله مِنْ أَنْفُسِكُمْ خَيْرًا، فَإِنَّ الشَّقِيَّ مَنْ حُرِمَ فِيْهِ رَحْمَةَ الله )) رواه الطبراني ورواته ثقات.

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, mengahapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan periwayatnya tsiqah).

3. Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِيْ شِهْرِ رَمَضَانَ خَمْسُ خِصَالٍ لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهَا: خَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عَنْدَ الله مِنْ رِيْحِ المِسْكِ، وَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ المَلاَئِكَةُ حَتَّى يُفْطِرُوْا، وَيُزَيِّنُ الله كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ ثُمَّ يَقُوْلُ: يُوْشِكُ عِبَادِيَ الصَّالِحُوْنَ أَنْ يُلْقَوْا عَنْهُم المُؤْنَةَ وَالأَذَى وَيَصِيْرُ إِلَيْكَ، وَتُصْفَدُ فِيْهِ مَرَدَةُ الجِنِّ فَلاَ يَخْلُصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كَانُوْا يَخْلُصُوْنَ إِلَيْهِ فِيْ غَيْرُهُ، وَيُغْفَرُ لَهُمْ فِيْ آخِرِ لَيْلَةٍ )) قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ الله أَهِيَ لَيْلَةُ القَدْرِ؟ قَالَ: (( لاَ، وَلَكِنَّ العَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرُهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ )) رواه أحمد.

“Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wajalla setiap hari menghiasai surganya lalu berfirman (kepada surga): “hampir tiba saatnya para hambaku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu.” Pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada umatku ampunan pada akhir malam.” Beliau ditanya: “Wahai Rasulullah apakah malam itu lailatul Qadar? Jawab beliau: “Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya. (HR. Ahmad).

Selasa, 23 Juni 2009

LAWAN JANGAN DICARI, TAPI JIKA LAWAN DATANG JANGAN LARI...:-)

TIPS Perkelahian Dasyat

Perkelahian tidak dapat dihindarkan lagi, hadapilah lawan dengan tetap memperhatikan kewaspadaan, ketenangan, dan percaya diri.

1. Jangan memberi kesempatan lawan untuk menyerang

Gerakan cepat, tepat, dan kuat untuk melumpuhkan lawan harus kita lakukan terlebih dahulu, sebelum lawan menyerang lebih dahulu. Tujuannya adalah untuk membuat lawan terkejut, dan apabila serangan kita tepat sasaran akan membuat lawan menjadi lemah. Namun perlu diantisipasi kalau lawan dapat mengelak/menghindar atau serangan kita ternyata tidak tepat sasaran.

2. Seranglah daerah/titik rawan lawan

Titik rawan merupakan cara untuk melumpuhkan lawan yang cukup efektif, seperti menendang kemaluan, menendang tulang kering, menginjak kaki, menyerang bagian tenggorokan.

3. Gunakan peralatan yang dibawa

Tas, tongkat, payung, ikat pinggang, atau peralatan lainnya yang sedang kita bawa dapat dijadikan senjata untuk menyerang atau tameng untuk menahan serangan.

Melihat banyaknya kejahatan yang timbul akhir-akhir ini, bukan tidak mungkin segala bentuk usaha menjadi tidak berguna. Tindak kejahatan dengan senjata dan dilakukan oleh lebih dari satu orang sudah menjadi ciri kejahatan masa kini. Dengan belajar beladiri setidak-tidaknya kita sudah mengetahui teknik untuk menyerang dan menahan serangan serta melatih untuk menjadi lebih berani dan meningkatkan percaya diri. Karena itu diperlukan kesiapan mental, fisik yang akan membuat lebih percaya diri. Namun demikian kita tetap harus pasrah kepada yang Maha Kuasa, walaupun sudah berusaha tapi ternyata masih gagal untuk membela diri janganlah merasa kecewa karena semuanya itu sudah ada yang mengatur dan merupakan takdir ALLAH SWT.

MANFAAT seni pernafasan bela diri...

Latihan pernafasan dengan menahan dan menekan nafas di bawah perut (abdominal pressing) merupakan aktifitas pelatihan otot-otot daerah perut.

Kegiatan tersebut dapat membakar timbunan cadangan lemak yang dapat mengganggu penampilan (perut gendut dan selulit). Disisi lain akan diperoleh meningkatnya kemampuan dan kapasitas vital paru-paru, meningkatnya Hb darah, meningkatnya elasitas/kelenturan pembuluh darah, tekanan darah cenderung menuju normal. Hal ini akan memperlancar pendistribusian zat makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, juga akan mempermudah pembuangan sisa-sisa pembakaran. Dengan lancarnya jalur ini kotoran-kotoran seperti kolesterol dan lemak yang berlebihan akan mudah tersingkir dan mengurangi kemungkinan “panas dalam”. Dengan kata lain tubuh menarik (langsing berisi) dapat diperoleh melalui senam pernafasan ini, dengan catatan latihan harus rutin dan diimbangi dengan pola makan yang benar. Pelatihan gerakan melalui jurus-jurus memiliki keistimewaan mengencangkan otot-otot sebagai penunjang penampilan.

Pengenalan terapi senam pernafasan yang menyertakan do’a (menurut keyakinannya masing-masing) dalam pemusatan kosentrasi dapat meningkatkan ketenangan batin /kedamaian yang dapat tersiratkan dalam pancaran wajah yang bersinar (memiliki aura cerah) jauh dari stress, murung, emosi dan keputusasaan yang sering terwujudkan wajah kusam kurang menarik.

Hasil yang diperoleh setelah beberapa kali melakukan senam pernafasan ini akan langsung kelihatan, tubuh menjadi segar bergairah, nafas bertambah longgar dengan tercermin pada wajah yang bersinar, otot-otot menjadi kencang dan liat. Dan juga jangan kaget bila hasilnya ganda, misalnya tidak hanya percaya diri dalam penampilan tetapi juga sekaligus menyembuhkan penyakit-penyakit yang diderita dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Selasa, 28 April 2009

SIAPKAN UJIAN 2 MEI 2009

" SUDAHKAN KITA PERSIAPKAN UJIAN 2 MEI 2009, DI BANDUNG ???"

agendakan gerakan :
-pukulan 1000 kali setiap hari.........
-tendangan 1000 kali setiap hari........

5 faktor penentu serangan efektif :
  1. menyerang dengan kemantapan hati
  2. fokus sasaran
  3. tepat sasaran
  4. full power
  5. cepat dan beruntun menyerang

Sabtu, 21 Maret 2009

"Impian itu sangaaat pentiiing"

begini kisahnya sahabat.....

Pada suatu hari, 3 orang budak yang juga sahabat karib menemukan sebuah lampu ketika sedang bekerja keras menggali pasir di sungai. Lampu tersebut kelihatannya sangat bagus dan antik, dan ketika mereka sedang membersihkan lampu tersebut, tiba tiba keluar asap dan muncullah seorang jin, rupanya tanpa disengaja mereka membebaskan seorang jin yang sudah terkurung ribuan tahun lamanya di dalam lampu tersebut.

Untuk menunjukkan rasa terimakasihnya, sang jin berjanji akan memenuhi masing masing satu permintaan dari ketiga sahabat karib tersebut sebelum pergi meninggalkan mereka.
Karena memiliki impian sejak kecil untuk menjadi seorang pangeran yang tampan dan tinggal di istana yang megah, budak yang pertama pun mengajukan permintaanya kepada sang jin dan WUSSS… seketika dia berubah menjadi seorang pangeran yang tampan dan kaya raya.

Melihat permintaan temannya dikabulkan dengan mudah, budak yang kedua pun cepat cepat mengutarakan impiannya, yaitu ingin menjadi seorang cendekiawan yang pintar dan terkenal. Dan WUSSS…. sama seperti temannya yang pertama, seketika dia berubah dari budak menjadi seorang cendekiawan yang sangat dihormati oleh semua orang.

Sekarang tiba giliran budak yang ketiga untuk mengajukan permintaan terakhir sebelum sang jin pergi, rupanya selama ini dia tidak memiliki impian karena menurutnya impian itu hanyalah angan angan yang tidak mungkin tercapai… jadi… ketika melihat semua sahabat karibnya sudah berubah dari budak menjadi pangeran dan cendekiawan, saking paniknya diapun mengajukan permintaan… yaitu… dia meminta….. meminta………… supaya kedua temannya…… diubah kembali menjadi budak… supaya dia tidak kehilangan kedua sahabatnya… dan WUSSS… seketika kedua temannya pun berubah kembali menjadi budak yang harus kembali bekerja keras setiap hari…!!!

Bagaimana dengan anda? Apakah anda juga sering bertemu dengan orang yang memiliki sikap mental seperti budak yang ketiga? Orang yang tidak memiliki impian dan selalu hidup dalam penjara mentalnya sehingga mensia-siakan hidupnya dan bahkan terkadang mensia-siakan hidup orang yang dikasihinya? Atau bahkan mungkin saja anda sendiri masih berada dalam penjara mental anda? Jika ya, bukankah sekarang sudah saatnya untuk keluar dari penjara mental anda…???

Berikut ini tips yang bisa anda praktekkan dari cerita diatas:
1. Milikilah impian dalam hidup anda, buatlah daftar minimal 100 hal yang ingin anda lakukan sebelum anda meninggal, susun menurut prioritas, kemudian ambillah satu dari daftar teratas, pikirkan bagaimana caranya untuk mencapainya dan take action, sesudah tercapai, ambillah yang berikutnya dst.

2. Apapun komentar yang dikatakan oleh orang orang disekeliling anda, kalau anda sudah memutuskan, tetaplah fokus pada impian dan sasaran hidup anda, jangan biarkan “budak ketiga” mencuri impian anda.

Selamat mencoba…

Sukses Tanpa Batas…!!!

Minggu, 08 Februari 2009

kungfu thifan

Kungfu Anti Syirik
Baik untuk kesehatan sekaligus bekal berjihad

Kebaikan akan berhadapan dengan kejahatan. Begitulah sunatullahnya. Maka tak heran bila para da’i dan para santri sejak dulu membekali diri dengan kemampuan bela diri. Di kalangan Nahdhatul Ulama (NU), misalnya, dikenal perguruan pencak silat Pagar Nusa. Di Muhammadiyah ada Tapak Suci. Belakangan muncul thifan, bela diri sejenis kungfu. Rasulullah sendiri, dalam satu riwayat, memang pernah berwasiat agar kaum Mukminin mengajarkan anak-anaknya ketangkasan bertarung dan membela diri seperti bermain pedang, memanah, menunggang kuda serta berenang. Saat Islam mulai menyebar ke kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur, kaum Muslimin di kawasan ini terus memegang wasiat Rasulullah itu, mempelajari beladiri yang sesuai dengan kebiasaan dan keahlian masyarakat setempat.
Di Asia Selatan dan Asia Timur, terutama di kawasan Cina, para da’i mengandalkan beladiri bernama Thifan Po Khan. Sejenis kungfu yang dikombinasi dengan beladiri lainnya serta sudah dibersihkan dari unsur-unsur kesyirikan dan kejahiliyahan. Menurut sesepuh dan perintis kebangkitan thifan di Indonesia, Ustadz Merzedek, diperkirakan thifan lahir pada sekitar tahun 700-an, sejalan dengan perkembangan Islam ke berbagai belahan dunia.

Pukulan Tangan Bangsawan Dalam bahasa Urwun, Thifan Po Khan memiliki arti pukulan tangan bangsawan. Disebut demikian karena gerakan-gerakan dalam thifan relatif halus dibandingkan beladiri serumpunnya seperti Syufu Taesyu Khan, sehingga beladiri yang halus ini dianggap cocok untuk para bangsawan. Di negeri Cina, thifan menjadi olah raga beladiri kalangan pesantren-pesantren yang lazim disebut lanah (berasal dari bahasa Arab: lajnah, yang berarti lembaga/panitia/yayasan, red). Layaknya pesantren di sini, yang dipelajari dalam lanah tidak hanya ilmu beladiri, tetapi justru yang utama adalah ilmu-ilmu agama. Kini istilah lanah masih digunakan untuk menyebut sebuah padepokan latihan thifan, meski bukan lagi berupa lembaga pendidikan seperti pesantren. Agak berbeda dengan olahraga beladiri lain yang telah berkembang di tanah air, di thifan kelompok latihan laki-laki dan perempuan senantiasa dilakukan terpisah (waktu latihan berbeda). Bahkan diusahakan pelatihnya pun yang sejenis. Gerakan-gerakan dan jurus antar dua kelompok ini juga berbeda; untuk kalangan perempuan lebih halus.
Setiap kali latihan harus dimulai dan diakhiri dengan doa pembuka dan penutup majelis. Bahkan untuk lanah-lanah di Jakarta, usai latihan kerap ditambah dengan majelis ilmu berupa pembahasan kitab shirah (sejarah) Nabi dan para sahabat. Mirip halaqah majelis ta’lim. “Dulu saya sering terserang flu yang kronis, tapi sejak berlatih thifan, alhamdulillah sembuh,” tutur Ibtidain Hamzah Kham pelatih senior thifan mencontohkan manfaat berlatif thifan. Gerakan-gerakan dasar dalam thifan meliputi pukulan, tendangan, sapuan, bantingan, serta elakan. Selain itu juga berlatih koprol dan salto, sebagaimana sering dilihat di film-film laga dari Hongkong. Latihan salto ini sangat diperlukan untuk bertarung, terlebih jika dikeroyok banyak orang. Yang tak kalah penting adalah latihan pernafasan. Selain untuk kesehatan, latihan ini berguna untuk membangkitkan daht (tenaga dalam) dari tubuh kita, baik berupa daht panas maupun daht dingin. Dengan daht panas, bagian tubuh orang yang terkena akan hangus. Sebaliknya dengan daht dingin, dapat menjalarkan rasa dingin membeku pada bagian tubuh lawan hingga ke pangkal tulang.
Menurut Ibtidain, hanya mereka yang tekun dan rutin berlatih yang dapat cepat menguasai berbagai keunggulan thifan. “Ada dua akhwat murid saya yang sangat tekun dan rajin berlatih, sehingga meski baru sekitar setahun berlatih mereka sudah mampu mengeluarkan daht dalam pukulannya,” ungkapnya. Ibtidain punya kebiasaan unik. Kadang-kadang sengaja naik bus kota yang ditengarai banyak copetnya. Begitu copet beraksi ia pun turut beraksi menghajar si tangan-tangan jahil itu, hingga mereka terkapar. Sesekali ia pun mengajak para murid senior untuk memerangi penjahat-penjahat jalanan. Cari penyakit? “Oh tidak, ini latihan berjihad melawan kemunkaran,” jawab Ibtidain sambil nyengir. Hitung-hitung partisipasi masyarakat membantu polisi mengamankan kota. “Buat apa belajar beladiri jika tidak dimanfaatkan untuk melawan kemungkaran,” tambah alumnus Jurusan Syariah LIPIA Jakarta ini. Selama ini ia sudah sekitar 20 kali bertarung dengan para preman dan penjahat. Debut pertama ia lakukan tahun 1995. Mulanya tidak sengaja, alias kepepet. Waktu itu ia akan dipalak (dimintai uang) empat orang preman, tapi pemuda ini melawan hingga seorang yang terbesar dibantingnya hingga terkapar.
Sejak itulah ia jadi rajin beroperasi memberantas preman dan penjahat, meski harus menghadapi risiko dikeroyok. Di terminal Cirebon ia pernah dikeroyok oleh lebih dari 20 preman setempat. Mulanya ia sempat meng-KO beberapa di antaranya, tapi karena tidak berimbang ia akhirnya memilih kabur. “Untuk menghindari kepungan mereka saya terpaksa lari di atas genteng rumah-rumah orang, seperti ninja saja,” kenangnya sambil tersenyum. Setahun belakangan aktivitas itu ia kurangi. Bukan berhenti, tapi ia hendak mempersiapkan sebuah tim khusus pemberantas kejahatan.
***
Dalam kitab Zho Dam tertulis, thifan merupakan ilmu perkelahian tersendiri dan merupakan pecahan dari ilmu Tae Kumfu (Kungfu Tao). Tae berarti dahsyat, sedangkan Kumfu berasal dari kata kungfu yang dalam bahasa Cina berarti tekun, kebaikan, silat atau tenaga yang terpusat.
Kitab Zho Dam itu merupakan sebuah kitab kuno tentang thifan karya Ahmad Syiharani, seorang pendekar thifan asal Urwun, Cina. Sayangnya tidak tercantum kapan tahun ditulisnya. Hanya diketahui, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu beberapa abad lalu oleh Hang Nandra Abu Bakar, hulu balang Sultan Iskandar Muda di Aceh. Karena itu, seperti dituturkan Ibtidain, sebenarnya thifan sudah masuk ke Nusantara jauh sebelum beladiri ‘impor’ lain masuk ke negeri ini, melalui Aceh, saat Serambi Mekah ini dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda pada sekitar tahun 1678. Sumber lain mengatakan, thifan masuk ke tanah Sumatera saat Aceh dipimpin oleh Malik Mudhofar Syah. Di Aceh thifan sempat menjadi beladiri resmi kerajaan. Kemudian dari ujung Sumatera ini thifan menyebar ke Riau, Malaysia serta Muangthai. Menurut Merzedek, pada tahun 1960-an thifan sempat ramai digandrungi di kalangan pemuda Islam di kota Bandung. Mereka sangat bersemangat berlatih thifan untuk menghadapi kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pada waktu itu sedang berjaya berkat dukungan pemerintah Orde Lama pimpinan Soekarno.
Sayangnya, setelah PKI berhasil ditumpas, semangat pemuda Islam mempelajari thifan jadi menurun. “Dengan dilarangnya PKI mungkin mereka merasa musuh yang dihadapi sudah habis ditumpas, sehingga tidak ramai lagi latihannya,” ungkap Merzedek kepada Sahid. Setelah itu banyak kaum Muslimin yang mempelajari berbagai beladiri yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Menyadari hal itu, Merzedek tidak menyerah. Ia mengajak sejumlah rekan dan muridnya untuk kembali menghidupkan thifan di kalangan pemuda Islam. Alhamdulillah sambutannya positif. “Dengan tifan, kita aman; dapat ilmu beladiri, sementara aqidah tetap terjaga,” kata Rizal, salah seorang peserta tifan di lanah Ragunan. Selain alasan itu, menurut para peserta, mereka memilih beladiri ini karena thifan juga dinilai unggul karena gerakannya merupakan kombinasi dari kekuatan, kecepatan dan keindahan.
***
Sejak 1980-an thifan mulai go public ke luar Bandung, yakni merambah Sukabumi, Cianjur, Cirebon, Tasikmalaya dan Jakarta. Kemudian sejak 1990-an mulai merambah hingga ke Surabaya. Di Jakarta kini ada sekitar 10 pelatih senior yang masing-masing sekitar 3-8 lanah. Total ada sekitar 50 lanah

ket : sudah dipiblikasikan di majalah HIDAYATULLAH