Minggu, 03 Juli 2011


"HIDUP ADALAH PROSES BELAJAR DAN
BERJUANG TANPA BATAS"
JATUH, BERDIRI LAGI! KALAH, BERJUANG LAGI! GAGAL, BANGKIT LAGI!

Minggu, 20 Februari 2011

JADWAL LATIHAN BARU THIFAN UNJ

LATIHAN Di mulai....Ba'da Sholat Magrib, Usahakan Adzan Sudah di Masjid Kampus A Nurul Irfan UNJ Rawa Mangun. latihan di taman depan masjid.

Target Latihan 6 bulan Kedepan :
1. Berjurus Sahih, tertib dan disiplin
2. Kekuatan tangan didapatkan
3. Keseimbangan tubuh
4. Turgul efektif
5. Langkah dan khimo dalam bertarung

Kamis, 20 Januari 2011

==PENGUMUMAN PENTING==

Assalamu'alaikum.....

u para tamid dan pembimbing thifan dimanapun lanah antum berada...

untuk mempersiapkan ekshibisi thifan se-Indonesia

hari/tanggal : sabtu-ahad, 26-27 Maret 2011
tempat : Universitas Indonesia (UI) Depok
acara : turgul (pertarungan), peragaan 10 jurus berkelompok 3-5 orang perlanah (cabang), peragaan liqud (pedang)

ayo kita siapkan diri....

wassalamu'alaikum....

Sabtu, 04 Desember 2010

Pendayung Sampan Dan Professor




Suatu hari seorang profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat kajian di tengah lautan. Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mahu orang yang menemaninya banyak menyoal tentang apa yang dia lakukan.

Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan kajian dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mula berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama hujan lebat akan turun..”

“OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memusingkan sampannya dan mula mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan.

“Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.

“Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi.

“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.

Profesor belum berpuas hati dengan jawapan pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng..

“Kalau begitu kamu hilang 25% dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahu Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.

“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”

“Kamu tahu Fisika?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.

“Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu. Malang sungguh nasib kamu semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan, tak ada gunanya lagi,” Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri. mengurut dada penuh kesabaran..

Selang beberapa menit kemudian hujan turun dengan lebat, angin bertiup sangat kencangnya, tiba-tiba ombak besar datang menerjang. Sampan yang mereka naiki terbalik seketika, terhempas laksana kapas ditiup angin. Profesor dan pendayung sampan terpelanting keras diterjang ombak. dalam ombang ambing ombak, Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.

“Sayang sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi. terhempas ombak dan tidak bisa diselamatkan...

met hijrah.............1432 H

Sabtu, 27 November 2010


ya Allah...bagiku tak ada lagi ruang dan waktu saat ingin bertemu dengan-MU ,
Engkau selalu hadir dipagiku, disiangku, dimalamku,
Engkau selalu ada dimanapun dipenjuru bumi yang kupijakkan kakiku,
"Wajah-Mu" yang Maha Luas menguasai seluruh ufuk barat dan timur,
Zat-Mu yang Maha Agung meliputi alam semesta, tujuh petala langit dan bumi.
Eksistensi-Mu yang lembut telah menyatu dalam kehidupan kami, lebih dekat dari urat leher yang ada didlm diri kami sendiri...."



Labaik....Allahumma labaiiik....ya Rabb Hajikan saudara2 hamba yang membaca blog ini....amiiin

Rabu, 29 September 2010

ALHAMDULILLAH....SELAMAT LANAH UNJ TELAH DIBUKA!!!


DENGAN MENGUCAP BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIIM...

Pada hari rabu, 20 syawal 1431 H (29 Sep'10) Lanah Universitas Negeri Jakarta, Kungfu Muslim Thifan Pokhan Tsufuk, secara resmi dibuka.....

Latihan setiap hari Rabu, ba;da magrib , didepan masjid nurul irfan kampus A UNJ


Semoga ini menjadi jembatan penambahan skill bela diri Islami untuk para mahsiswa/siswi MUSLIM dilingkungan kampus dan sekitarnya...yang punya Azzam kuat untuk menyehatkan diri dan bersiap siaga dalam berdakwah!

seperti teriakan semangat tamid lanah :
thifaaan...........!!!! semua berteriak : AZZAMkan!!!

BARAKALLAH... antum yang telah bergabung,,,
semoga ALLAH menguatkan langkah2 kita.....amiiin

Wassalamu'alaikum....
-pembimbing-

Rabu, 25 Agustus 2010

JANGAN SEPERTI GELASS ???


Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

?Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ? sang Guru bertanya.

?Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, ? jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. ?Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.

Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.?

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

?Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,? kata Sang Guru. ?Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.?

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

?Bagaimana rasanya?? tanya Sang Guru.

?Asin, dan perutku jadi mual,? jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

?Sekarang kau ikut aku.? Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. ?Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.?

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

?Sekarang, coba kau minum air danau itu,? kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, ?Bagaimana rasanya??

?Segar, segar sekali,? kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

?Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi??

?Tidak sama sekali,? kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

?Nak,? kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. ?Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.?

Si murid terdiam, mendengarkan.

?Tapi Nak, rasa `asin? dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ?qalbu?(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.?